Aksi Umat Hindu Kota Kendari
Januari 23, 2023 Tinggalkan komentar
S3 (Santai, Serius, Senyum) – Ini Blog Hindu dan Budaya Bali
Agustus 12, 2014 Tinggalkan komentar
OM SWASTIASTU, OM AWIGNAMASTU.
Cerita ini adalah sebuah fakta di lapangan, walaupun yang dimaksud dengan fakta di sini tidak merupakan hasil dari penelitian, namun hanya berdasarkan pengamatan saja. Sekalipun demikian kenyataannya hal seperti ini sering terjadi. Bila hal ini tidak di ketahui secara dini, kemungkinan besar bisa akan terjadi hal-hal yang sangat kita tidak harapkan di dalam menjaga keharmonisan berumah tangga. Untuk itulah harapan saya semoga apa yang mampu saya tuwangkan di dalam tulisan ini semoga dapat membantu didalam mewujudkan rumah tangga yang harmonis dan rumah tangga yang bahagia seukuran manusia. Maka dari itu Tulisan ini didahului dengan sebuah cerita nyata namun tanpa menuliskan identitas yang sebenarnya.
Cerita;
Pada suatu hari ada sepasang remaja sedang memaduh kasih, disaat itu bayangan yang ada di hati mereka berdua tidak lain adalah gambaran kebahagiaan, keindahan, bermanja-manja. Bila si Pemudi kakinya tersandung sedikit, maka si pemuda akan bertanya dengan kalimat yang indah dan intonasi bahasa yang amat sopan: ” Bagaimana sayaaaang……!!!! Sakit sayaaaaang…! Hati-hati sayaaaaang….!!!. Sambil mengusap-ngusap kaki si perempuan yang dikatakan tersandung “. Disaat itu kelihatan mereka berdua tak ubahnya berperilaku seperti Dewa dan Dewi.
Si Pemuda setiap hari menawarkan diri untuk mengantar pacarnya kemana saja maunya, dengan tulus dan ikhlas. Siapapun melihat peristiwa itu pasti turut merasakan kebahagiaan yang mereka sedang lakukan, dan turut mendoakan agar situasi dan kondisi seperti itu bisa dipertahankan sampai mereka menyusun rumah tangga nantinya.
Namun sangat berbeda kondisinya setelah mereka melakoni perkawinan, kadang-kadang berubah 180 derajat. Bila istrinya yang nota bena mantan pancarnya itu lagi kesandung kakinya, kalimat yang keluar dari bibir suaminya, Rasa bahasanya dan intonasinya sangat berubah; keras, kadang-kadang bernada marah. Tidak lagi mau atau jarang-jarang mau mengantar istrinya ke pasar membeli bahan makanan untuk keperluan mereka. Pokoknya ada perubahan.
Kalau kita lihat secara nyata, yang pacaran dulu adalah mereka, yang kawin juga mereka, dan secara fisik tidak ada perubahan, kenapa sikap bisa terjadi perubahan???? Perlu saya tekankan disini, memang tidak semua pasangan suami istri yang seperti itu, masih banyak pula yang sadar dapat memelihara hubungan harmonis mereka seperti saat mereka pacaran. Namun dalam tulisan ini yang disorot adalah mereka yang kurang mampu mempertahankan keharmonisan itu. Disamping itu untuk menghindari terjadinya rumah tangga yang berantakan. Tolong renungkan hal ini bagi saudara yang belum berumah tangga maupun saudara yang telah berumah tangga.
Masing-masing punya kelemahan;
Kaum laki dan kaum perempuan masing-masing punya kelemahan, maka dari itu didalam berumah tangga hal ini perlu diketahui dan pun bisa digunakan sebagai alat untuk menuju hal-hal yang positif (keluarga yang harmonis). Kaum laki kelemahannya di mata, dan kaum perempuan kelemahannya di telinga. Walaupun hal ini tidak berdasarkan penelitian maka kenyataannya dilapangan sudah seperti itu.
Misalnya;
Kalau kita bersuami istri, bila si suami sedang marah atau sedikit tersinggung, bila kita berpegang pada teori diatas, “Laki punya kelemahan di mata”. Istri jangan ikut berbicara (melawan), kalau ikut melawan akan terjadi hal yang lebih rumit lagi. Lalu berprilakulah yang dapat menarik perhatiannya, misalnya; masuk ke kamar hias, berhiaslah yang dengan sempurna dan pakain sedikit menarik perhatiannnya (yang disenangi oleh mereka), setelah itu berjalanlah, usahakan dapat melintas minimal 2X lewat didepannya. Sudah pasti marahnya sedikit turun bahkan seketika mereda. Sebaliknya bila si istri marah atau ngomel, si laki jangan ikut melawan dengan bahasa yang keras, jangan digertak sebab disaat seperti itu si Istri akan tidak mau mundur (hindari KDRT ). lalu si laki harus menurunkan nada bahasanya, menghaluskan intonasi bahasanya saat menyaut, sebab kelemahan perempuan ada di telinga. Pasti marah istri itu akan mereda.
Mencocokan budaya hidup.
Yang paling sulit di dalam perkawinan adalah mencocokan budaya hidup, sebab budaya seseorang sangat sulit untuk dirubah, walaupun bisa akan memakan waktu sangat lama.
Misalnya:
Pada waktu pacaran sebelum nikah semua gambaran hidup yang bahagia, gembira, indah yang keluar, namun kebiasaan yang kurang baik jarang diutarakan bahkan tidak pernah dimunculkan, seperti misalnya salah satu dari mereka setiap tidur mendengkur, atau setiap tidur ngorok, lalu pasangannya tidak bisa tidur lelap bila tidur bersama dengan orang yang biasa mendengkur/biasa ngorok. ini akan menjadi masalah yang kemungkinan akan terjadi hal yang tidak diharapkan. Itu salah satu contoh, mungkin banyak lagi contoh yang bisa diambil.
Lalu bagaimana caranya supaya hal seperti itu tidak menjadi latar blakang pertengkaran. Solusinya begini;
1. Syukurilah apa yang kita dapati memang itu merupakan bagian dari hidup kita, sebab kitalah yang memilihnya sehingga terjadi pernikahan.
2. Disaat pacaran bila perlu utarakan hal-hal atau kebiasaan yang kita miliki, agar lawan jenis (calon pasangan) kita atau calon kita jauh sebelumnya sudah menyadarinya.
Demikianlah sekilas tulisan ini semoga ada manfaatnya demi keutuhan keluarga kita. Bila ada hal-hal yang tidak atau kurang berkenan di dalam tulisan ini mari kita mohonkan ampun kehadapan yang Maha Kuasa dengan ucapan parama santi;
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM.
Juli 18, 2013 2 Komentar
Berikut kami lampirkan file Standar Pelayanan Minimal Penyuluh Agama Hindu Non PNS di lingkup Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama R.I. agar bisa dipedomani.
Mei 10, 2013 2 Komentar
YUDISTIRA alias Dharmawangsa adalah salah satu tokoh protagonis dalam kisah Mahabharata.
Ia merupakan seorang raja yang memerintah Kerajaan Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Ia merupakan anak tertua di antara lima Pandawa, atau para putra Pandu.
Nama Yudistira dalam bahasa Sanskerta bermakna “teguh atau kokoh dalam peperangan”. Sifatnya yang paling menonjol adalah adil, sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, dan penuh percaya diri.
“Kisah Yudistira yang memilih untuk menghidupkan kembali semua saudaranya ketika meninggal di telaga ketimbang hanya memilih satu orang mencerminkan seorang pemimpin yang adil dan bijaksana,” kata Dirjen Bimas Hindu Kementeria Agama Ida Bagus Yudha Triguna kepada wartawan usai menjadi pembicara pada Sarasehan Binroh TNI di Mabes TN Cilangkap, Jakarta, Rabu (8/5).
Baca pos ini lebih lanjut
November 13, 2012 Tinggalkan komentar
Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama R.I. melalui Subdit Pemberdayaan Umat Direktorat Urusan Agama Hindu tanggal 29 Oktober s.d. 1 Nopember 2012 lalu menyelenggarakan kegiatan Orientasi Pemberdayaan Ekonomi Umat Hindu. Kegiatan yang dibuka oleh Dirjen Bimas Hindu ini dilaksanakan di hotel Soechi, Jl. Cirebon No. 76 A, Medan-Sumatera Utara.
Bapak Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr. IBG. Yudha Triguna, MS. membuka kegiatan ini, Senin 29 Oktober 2012 didampingi oleh Kakanwil Kemenag Prov. Sumatra Utara, Drs. H. Abd. Rahim, M.Hum. dan Direktur Urusan Agama Hindu, I Ketut Lancar, S.E.,M.Si. Dalam sambutannya, Dirjen Bimas Hindu mengharapkan maksud dan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini agar betul-betul tercapai. “Peserta dan narasumber menggali dan menghimpun perumusan sehingga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi para Pengelola tempat ibadah, Pura, Kuil, Sanggara dan Umat Hindu pada umumnya,” katanya. Baca pos ini lebih lanjut
November 7, 2012 Tinggalkan komentar
Kamis, 11 Oktober 2012 lalu Menteri Agama, Surya Dharma Ali melantik dan merotasi sejumlah pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kementerian Agama R.I. Pelantikan dilakukan di Ruang Sidang Utama, Gedung Kementerian Agaman R.I., Jl. M.H. Thamrin No. 6, Jakarta.
Pejabat Eselon I yang pada hari itu dilantik yaitu Prof. Dr. H. Machasin, MA sebagai Staf Ahli Menteri Agama Bidang Hukum dan HAM. “Di samping sebagai staf ahli, saya juga menunjuk Machasin sebagai pelaksana tugas pada Badan Litbang dan Diklat,” tegas Menteri Agama, Suryadharma Ali dalam sambutan pelantikan.
Di dalam satker Ditjen Bimas Hindu juga mengalami rotasi pejabat eselon II, Drs. Ida Bagus Gede Subawa, M.Si. mantan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Badung, Bali diangkat dan dilantik sebagai Direktur Pendidikan Agama Hindu menggantikan Drs. I Made Sujana, M.Pd. yang dirotasi ke IHDN Denpasar. Baca pos ini lebih lanjut
November 4, 2012 4 Komentar
Senin, 29 Oktober 2012 lalu dilaksanakan piodalan di Pura Dharma Praja, Bambu Apus, Ciputat Tangerang Banten. Pura yang terletak di rumah jabatan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama R.I. ini piodalannya dilaksanakan setiap satu tahun sekali, yaitu pada Purnama Sasih Kalima.
Pura ini diamong oleh seluruh pegawai Ditjen Bimas Hindu dan umat Hindu sekitarnya. Pada piodalan kemarin hadir pula Sesditjen Bimas Hindu, I Wayan Suharta, S.Ag.,M.Si. dan Direktur Pendidikan Hindu, Drs. I.B. Gede Subawa, M.Si. yang didampingi pula oleh pejabat-pejabat eselon III dan IV Ditjen Bimas Hindu Kemenag R.I.
Ketua panitia upacara piodalan tahun ini adalah Drs. I Wayan Suastika, M.Ag. yang juga merupakan Kasubdit Pendidikan Dasar Direktorat Pendidikan Hindu mengatakan, “Rangkain upacara piodalan kali ini diawali dengan prosesi macaru dan dilanjutkan dengan aci piodalan yang dipimpin oleh Pinandita dari Pura Amertha Jati, Cinere”.
“Mengakhiri upacara piodalan, dilaksanakan dharma tula dan ramah tamah,” imbuhnya. (jul)
November 2, 2012 1 Komentar
Gubernur Sulawesi Utara Dr. (HC) Sinyo Harry Sarundajang membuka Mahasabha (musyawarah nasional) IX Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) di Bapelkes Malalayang, Jumat, 2 November 2012.
Mengawali sambutannya, Sarundajang menyambut ratusan peserta Mahasabha yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia. “Selamat datang di Bumi Nyiur Melambai,” katanya. Gubernur berterima kasih kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Peradah yang memilih Sulut sebagai tempat Mahasabha IX Peradah tahun ini. Mahasabha kali ini, kata Sarundajang, terasa spesial karena dilaksanakan masih dalam euforia peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober lalu.
Ia berharap Mahasabha bisa menghasilkan buah pemikiran bersama atau sebuah rekomendasi untuk bangsa negara. Secara khusus, Gubernur minta perhatian pada aksi menangkal terorisme, narkoba, seks bebas dan ancaman disintegrasi bangsa. “Mari kita rawat kerukunan Indonesia sebagai sebuah keunggulan,” tukasnya. Baca pos ini lebih lanjut
Oktober 25, 2012 1 Komentar
Informasi berikut terkait Kegiatan Konsultasi Pejabat Ditjen Bimas Hindu dengan Pembimas Hindu dan Parisada Tahun 2012 Di Semarang, yang diselenggarakan di Hotel Grand Candi, Jl. Sisingamangaraja No. 16, Semarang.
Kegiatan yang dilaksanakan dari hari Jumat-Senin, 18 s.d. 21 Mei 2012 ini diikuti oleh 90 (sembilan puluh) orang peserta dari unsur Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama R.I., Parisada Pusat, Pembimas Hindu Provinsi, Parisada Provinsi (33 provinsi), WHDI, Pinandita Sanggraha Nusantara dan Pemuda Hindu (peradah).
Berikut hasil sidang komisi yang telah di paripurnakan dengan pimpinan sidang prof. Dr. I Nyoman Sudyana, M.Sc. yang telah disepakati bersama dalam bentuk Kesepakatan Bersama yang isinya menekankan peran, tugas dan fungsi Pembimas Hindu dan Parisada dalam membina umat Hindu.
Oktober 19, 2012 2 Komentar
Dalam menciptakan kerukunan intern dan antar umat beragama terkandung aspek kerukunan antar lembaga/organisasi keagamaan. Kerukunan antar lembaga ini perlu dimantapkan sehingga pelayanan kepada umat dapat dioptimalkan. Sebab, Lembaga Keagamaan memegang peran yang sangat penting dalam pembinaan umatnya. Memahami hal tersebut dalam usaha untuk menciptakan kerukunan dan meningkatkan peran Kelembagaan Hindu dalam mengisi pembangunan serta mempererat tali simakrama antara pemerintah dan lembaga keagamaan Hindu, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama R.I. mengadakan Konsultasi Pejabat Ditjen Bimas Hindu Kemenag R.I. dengan pembimas Hindu dan Parisada Tahun 2012 di Semarang. Konsultasi ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan berorganisasi guna membangun persepsi yang sama terhadap Peran, Fungsi, Tugas, dan Tanggung Jawab dalam pembinaan umat. Baca pos ini lebih lanjut
Balinese culture, tradition, tourism and book
Sekaa teruna-teruni Banjar adat Kulub. Tampaksiring, Gianyar-Bali.
Belanja Murah Terjamin & Berkualitas, Disini Tempatnya!!!
Serasa hidup kembali
...catatan harian seorang manusia biasa...
Sakiti diri sendiri sebelum menyakiti orang lain. Pengenalan terhadap diri sendiri awal daripada pengembangan pengetahuan.
Pembawa Pesan Kebajikan & Kebenaran
Luapan Pikiran Tertulis Dalam Kertas
menggali jati diri orang Bali
Telling the truth about Muhammad and Islam
Kumpulan-kumpulan puisi dan cerpen bahasa Bali karya I Wayan Kertayasa
LPM KANAKA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA
Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Daerah se-Indonesia
BANYAK CARA DENGAN TRICK
Bangunlah Jiwanya...Bangunlah Badannya...Untuk Indonesia Raya!
Istiqomah Dalam Bekarya Menuju Kemandirian
Another stories behind the epic
Jadilah Apa Yang Kita Suka, Bikinlah Apa Yang Kita Suka, Jalanilah Apa Yang Kita Suka
Artikel Agama Hindu, Ajaran atau Pelajaran Tentang Agama Hindu